Tuesday, 21 November 2017

Definisi Program Audit Makalah


1.1              Difinisi Program Audit

Difinisi program audit serangkian rencana tindakan auditor berisikan pekerjaan apa yang harus diselesaikan, tes audit dan prosedur apa yang haeus diikuti, siapa saja orang yang bertanggungjawab untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut, dan berapa lama waktu yang dibutuhkan agar pekerjaan tersebut dapat diselesaikan.

Program audit adalah kumpulan prosedur audit yang akan dijalankan oleh auditor dengan tujuan supaya meningkatkan koodinasi dan integrasi semua bagian-bagian pemeriksaan. Adapun kegunaan dari audit program yaitu untuk memperoleh gambaran menyeluruh atas proses audit yang telah dijalankan. Pemeriksaan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan tenaga pembantu, mereka harus dipimpin dan diawasi dengan baik. Audit program yang digunakan oleh auditor biasanya disesuaikan dengan bisnis klien.

Audit program berisi langkah demi langkah yang ditetapkan oleh Kantor Akuntan Publik tergantung dari ruang lingkup pemeriksaannya yang harus diikuti oleh auditor atau staff lainnya dalam melaksanakan audit. Audit program yang baik harus mencantumkan beberapa hal, yaitu sebagai berikut:

1.     Tujuan pemeriksaan

2.     Prosedur audit yang akan dilaksanakan

3.     Kesimpulan pemeriksaan



1.2              Bagaimana Menyiapkan Program Audit

Latar Belakang informasi

Latar belakang informasi yang diperoleh selama survey pendahuluan akan membantu mengarahkan cakupan audit yang direncanakan. Setiap operasi yang luas dengan banyak keterkaitan dan proses dapat menghabiskan waktu audit jika auditor memutuskan untuk memeriksa setiap aktivitas yang dilakukan. Tetapi program yang efektif dan ekonomis memfokuskan pada hal-hal yang menarik perhatian.

Disaat yang sama, auditor internal harus menaati tanggung jawab profesional mereka dalam memutuskan apa yang akan diaudit dan yang tidak. Auditor internal tidak bisa dibebankan tanggung jawab untuk mencegah kekurangan, pelanggaran, atau kesalahan. Hal ini merupakan tanggung jawab manajemen. Auditor internal bertanggung jawab untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang memungkinkan atau mendorong terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Jika terjadi kecurangan atau pelanggaran, auditor internal hanya memiliki satu alasan: metode dan prosedur mereka sudah dilakukan dengan profesional dan telah dipertimbangkan untuk mengidentifikasi dan mengetahui risiko-risiko perusahaan. Dan inilah salah satu fungsi program audit internal yang profesional: untuk menunjukkan bahwa program tersebut efektif hanya menekannkan pada hal-hal yang signifikan; dan untuk memberikan bukti bahwa risiko dan kontrol yang signifikan telah diidentifikasi dan di evaluasi.



1.3              Manfaat Program Audit

Program audit yang di susun dengan baik bisa memberikan banyak manfaat seperti :

1.         Memberikan rencana sistematis untuk setiap tahap pekerjaan audit  yang merupakan suatu rencana yang dapat di komunikasikan baik kepada supervisor maupun kepada staff

2.         Menjadi dasar penugasan auditor

3.         Menjadi sarana pengawasan dan evaluasi kemajuan pekerjaan audit karena memuat waktu audit yang di anggarkan

4.         Memungkinkan supervisor audit dan manager membandngkan apayang di kerjakan dengan apa yang di rencanakan

5.         Membantu melatih staf – staf yang belu berpengalaman dalam tahap – tahap pelaksanaan audit

6.         Memberi ringkasan catatan pekerjaan yang di lakukan

7.         Membantu auditor pada audit sebelumnya untuk mengenal lebih dekat jenis yang dilakukan dan waktu yang dibutuhkan

8.         Mengurangi waktu supervise langsung yang di butuhkan

9.         Menjadi titik awal bagi penilai fungsi audit internal untuk mengevaluasi upaya audit yang telah dilakukan



1.4              Presedur Audit dan Prosedur Operasional

            Prosedur-prosedur audit (audit procedures) adalah teknik-teknik yang di terapkan auditor untuk menentukan apakah tujuan operasi telah dicapai.Sebagai contoh, program audit akan berisi pemeriksaan auditor atas sempel pesanan pembelian dan melihat apakah pesanan tersebut dilengkapi dengan permintaan pembelian.  

1.      Periklanan.

Periklanan biasanya berhubungan dengan agensi periklanan. Agensi tersebut normalnya akan menagih biaya yang terjadi ditambah komisi berdasarkan biaya tersebut. Keyakinan terbaik yang dimiliki auditor untuk menentukan apakah apakah biaya-biaya tersebutdicatat dan jumlahnya wajar. Tujuan audit adalah dengan cara mengaudit catatan dan prosedur operasi yang dimiliki agensi. Prosedur operasi lainnya seperti pembuatan anggaran iklan,pemilihan media yang tepat, atau penetapan control keuangan untuk agensi tersebut jelas berada diluar lingkup audit.

2.      Pelepasan aktiva.

Dalam audit kontrol atas aktiva-aktiva yang dilepas, auditor umumnya tidakbisa menentukan sendiri apakah pelepasan aktiva telah dilakukan dengan layak.Hanya dengan menelaah persetujuan tertulis yang diberikan orang yang bertanggung jawab atas pelepasan tersebut, sesuai dengan prosedur yangditetapkan atau menentukan apakah pelepasan mengikuti prosedur yang ditetapkanakan memenuhi tujuan audit.

3.      Kontribusi Medis Karyawan.

Salah satu tujuan audit bisa berupa penentuan validitas pengurangan gaji karyawan untuk kontribusi opsi asuransi kesehatan. Apakah kontribusi karyawan bisa menutupi biaya opsi merupakan pertanyaan yang bagus, tetapi tidak relevandengan tujuan audit. Prosedur audit untuk menentukan apakah pengurangan gaji didukung formulir otorisasi tertulis merupakan prosedur yang cepat dan relevan.

4.      Perlindungan lingkungan dan alat tanda bahaya.

Seorang auditor internal ingin menentukan apakah alat tersebut dipasang dan beroperasi dengan layak. Prosedur audit yang mungkin menarik, tetapi tidak relevan, adalah memeriksa dokumen spesifikasi alat tanda bahaya dari arsistek,memeriksa faktur pembayaran alat tersebut, atau melakukan tanya jawab denganpegawai keamanan pabrik. Satu-satunya prosedur yang akan memberikan keyakinan tentang pemasangan dan operasi alat tersebut adalah pengamatan penempatan alat dan melakukan uji langsung.

5.      Persediaan.

Tujuan auditnya adalah menentukan apakah persediaan dalam jumlah yang signifikasi telah disajikan dengan benar. Beberapa prosedur audit mungkin relevan tetapi tidakefektif, seperti mendapatkan pernyataan dari manajemen,atau membuat bagan alir siklus persediaan,atau melakukan wawancara dengan karyawan. Prosedur yangefektif adalah melakukan atau menelaah persediaan fisik dan mendapatkanpenilaian dari ahli.

6.      Pembelian tanah.

Tujuan auditnya adalah untuk memverifikasi kepemilikan legal atas tanah yangakan di beli. Pemeriksaan atas akta kepemilikan merupakan prosedur yang menarik tetapi tidak menyeluruh karena dokumen-dokumen tersebut mungkin sudah di ganti.Cara yang lebih meyakinkan untuk menentukan kepemilikan sah tanah tersebut adalah dengan memeriksa catatan terbaru atas tanah di kantor pengadilan lokal.

7.      Aktivitas nonprofit.

Banyak tujuan audit yang bisa diterapkan untuk audit atas organisasi nonprofit(nirlaba). Audit berorientasi manajemen akan menentukan apakah aktivitas sesuaidengan tujuan yang ditetapkan.Jadi prosedur tepat untuk hal ini adalah menentukan misi organisasi,standar apa yang telah ditetapkan untuk mengukurkinerja guna pencapaian misi tersebut, dan seberapa jauh standar telah dicapai.

8.      Utang.

Misalkan sedang dilakukan audit untuk kemungkinan kelebihan pembayaran utang. Berdasarkan sistem yang ada,pembayaran dilakukan berdasarkan perbandingan dokemen pembelian, penerimaan, dan penagihan. Kadang-kadang terjadi pembayaran persial.Membandingkan catatan setiap pembayaran akan menyulitkan. Lebih produktif untuk menghindari kelebihan pembayaran. Akhirnya, prosedur yang tepat adalah mengambil sampel dan membandingkan jumlah yang dibayar dengan batas pesanan pembelian. Memeriksa mulai dari pesanan pembelian, laporan penerimaan, atau faktur bukanlah prosedur audit yang menyeluruh.

9.      Gaji.

Misalkan tujuan audit adalah memverifikasi pembebanan biaya gaji ke akun-akun tertentu. Banyak prosedur audit yang bisa diterapkan dalam audit gaji, tetapi tidak relevan dengan tujuan yang ditetapkan. Misalnya, tidaklah relevan untuk merekonsiliasitotal biaya gaji dengan pembebanannya memeriksa kartu waktu kerja untuk melihat apakah ada persetujuan supervisor, atau membandingkan pembebanan biaya gaji dengan jam standar.

10.  Penetapan harga.

Untuk menentukan apakah terjadi ketidaktepatan dalam variasi tingkat keuntungan yang diterapkan pada produk di antara masing- masing pelanggan,prosedur yangtepat untuk itu adalah menentukjan bahwa semua harga ditetapkan dengan objektif dan diikuti.Analisis biaya tidak akan efektif dalam kasus ini.

11.  Produksi.

Tujuan auditnya adalah untuk membantu manajemen dalam mengevaluasi efektivitas dan efisiensi proses produksi. Prosedur yang tepat untuk tujuan ini adalah membandingkanbiaya aktual dengan biaya standard.

12.  Pembelian.

Tujuan auditnya adalah untuk menentukan apakah suatu organisasi kelebihan membeli bahan mentah. Mencari apakah ada standar yang ditetapkan untuk kualitas,kuantitas, dan sumber bahan mentah tidak akan menjawab kelebihan bahan mentah. Yang harus diperhatikan untuk kasus ini adalah menentukan apakah anggaran produksi, pesanan kerja, tingkat persediaan standar, dan jumlah pesanan ekonomis telah dikaitkan dan digunakan untuk menentukan jumlah yang akan dibeli. Analisis akun surplus juga dapat membantu.

13.  Kualitas.

Jika seorang auditor ingin mengetahui apakah dan mengapa terjadi penolakan atas produk yang dijual,prosedur audit yang tepat adalah mengevaluasi sejauh mana departemenpenjualan telah mengomunikasikan pengembalian produk ke departemen produksi.Analisis akun barang sisa dan akumulasinya juga dapat membantu. Mencari datavolume penjualan atau peringkat kredit pelanggan jelas tidak relevan. Tujuanaudit yang bisa di terapkan untuk kasus ini adalah mengevaluasi kelayakan standar kontrol mutu.

14.  Aktiva yang disewakan.

Dalam audit atas organisasi yang memiliki, merawat, dan mengoperasikan aktiva yang disewakan, tujuan auditnya adalah menentukan kelayakan bebanperawatan. Prosedur audit yang tepat adalah menelusuri jurnal-jurnal tertentudalam akun beban pemeliharaan ke pesanan kerja yang berkaitan.

15.  Penelitian dan pengembangan. 

Proyek penelitian dan pengembangan harus direncanakan seperti halnya proyek-proyek lainnya. Rencana tersebut hendaknya mencakup standar pengukuran kinerja.Tanpa standar yang tepat dan dapat di kuantifikasi, manajemen tidak memiliki tolak ukur untuk mengukur hasil-hasil penelitian dan pengembangan.







16.  Penjualan.

Salah satu tujuan audit untuk penjualan adalah menentukan apakah komisi penjualanterlalu besar. Prosedur terbaik untuk menentukan akurasi beban komisi tercatat untuk setiap tenaga penjualan adalah dengan menghitung ulang sampel kondisi penjualan. Prosedur-prosedur lainnya seperti menghitung rasio komisi,menggunakan prosedur analitis, atau menilai keseluruhan kewajarannya, akan tidak bermanfaat untuk tujuan audit tersebut.

17.  Pendapatan pajak untuk pemerintah. 

Tujuan auditnya adalah menentukan apakah para pembayar pajak sudah tepat dalam melaporkan pajak penjualan mereka. Dari berbagai pilihan yang tersedia bagi auditor internal, prosedur yang paling mungkin dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah pemeriksaan langsung ke beberapa pembayaran pajak. Prosedur lain yang bisa dilakukan adalah menguji perhitungan beberapa restitusi pajak penjualan.












DAFTAR PUSTAKA







No comments:

Post a Comment

SAMPLING AUDIT

1.1              Definisi dan Tujuan Sampling Audit Ikatan Akuntansi Indonesia melalui Standar Profesional Akuntan Publik Seksi 35...